Apakah Presiden Jokowi Pernah Berkunjung Ke Kediri

Apakah Presiden Jokowi Pernah Berkunjung Ke Kediri

Jokowi Berasal Dari Keluarga Sederhana

Presiden Joko Widodo. Sumber: wikipedia

Joko Widodo lahir di Rumah Sakit Minulyo pada tanggal 21 Juni 1961, ia mempunyai ayah yang bernama Noto Mihardjo dan Ibu yang bernama Sujiatmi. Jokowi merupakan anak pertama atau sulung dan mempunyai tiga orang adik perempuan, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Ayah Jokowi bekerja sebagai penjual kayu dan bambu di sekitar bantaran kali Karanganyar, Solo sehingga bisa dikatakan kehidupan Jokowi itu jauh sekali dari kata mewah.

Keluarga Jokowi bisa dikatakan sebagai keluarga yang kurang mampu khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti mengalami kesulitan dalam membayar uang sekolah, kesulitan mencari makan, dan beberapa kesulitan-kesulitan lainnya.

Untuk membantu meringankan beban keluarganya, Jokowi membantu ayahnya yang bekerja sebagai tukang kayu, bahkan terkadang setelah pulang sekolah, ia membantu ayahnya untuk menagih pembayaran kepada pelanggan yang sudah membeli kayu dan membantu menaikkan kayu yang sudah dibeli oleh pelanggannya ke atas becak atau gerobak.

Jokowi menikah Ibu Iriana pada tahun 1986. Dari pernikahan itu Jokowi melahirkan tiga orang anak yang terdiri dari dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak pertama diberi nama Gibran Rakabuming Raka, anak kedua diberi nama Kahiyang Ayu, dan anak ketiga diberi nama Kaesang Pangarep.

Saat ini, Jokowi sudah mempunyai empat orang cucu, dua cucu dari anak pertamanya dan dua cucu lagi dari anak keduanya. Pernikahan antara Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda memberikan satu cucu laki-laki yang bernama Jan Ethes Srinarendra dan satu cucu perempuan yang bernama La Lembah Mana.

Sementara itu, pernikahan antara Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution memberikan satu cucu perempuan yang bernama Sedah Mirah Nasution dan satu cucu laki-laki yang bernama Al Nahyan Nasution.

Semasa kecil, Jokowi banyak menghabiskan waktunya di kali Karanganyar. Banyak sekali aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Jokowi baik itu sendiri ataupun bersama teman-temannya.

Aktivitas yang dilakukan, seperti mandi di sungai, mencari telur bebek, memancing ikan, bermain, dan masih banyak lagi. Meskipun senang bermain atau melakukan aktivitas bersama teman-temannya, tetapi ia tidak lupa dengan kewajibannya, yaitu belajar. Jokowi sangat pandai dalam mengatur waktunya, kapan harus bermain dan kapan harus belajar.

Aktivitas Jokowi saat masih kecil tidak hanya seputar bermain dan belajar, tetapi ia juga melakukan aktivitas mengaji. Bukan hanya aktivitas belajar, bermain, dan mengaji saja yang dilakukan oleh Jokowi, tetapi ia juga melakukan aktivitas membantu ayahnya berjualan kayu atau membantu ibunya mengurusi rumah dan adik-adiknya.

Masa kecil Jokowi bisa dikatakan cukup sulit dan keras. Hal ini dikarenakan keluarga Jokowi pernah berpindah rumah-rumah karena beberapa kali rumahnya terkena penggusuran sehingga ia dan keluarga menumpang untuk sementara waktu di rumah seorang teman di daerah Gondang.

Jokowi beranggapan bahwa pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan bukan merupakan sebuah penderitaan. Hal itu dikarenakan, ia merasa bahwa semua hal-hal yang kurang menyenangkan di masa lalu merupakan cara Tuhan untuk membangun dan membentuk karakter dirinya di masa yang akan datang.

Pendidikan Jokowi dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 111 Tirtoyoso. Sekolah ini juga dikenal sebagai lembaga pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sekolah ini berada di daerah Banjarsari, Solo.

Sejak menempuh pendidikan Sekolah Dasar inilah Jokowi sudah mulai aktif membantu meringankan biaya hidup keluarganya dengan mencari uang jajan sendiri. Hal-hal yang dilakukan seperti menjadi kuli panggul, berjualan, dan ojek payung.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta menjadi lembaga pendidikan menengah yang dipilih oleh Jokowi setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 03 Tirtoyoso. Sekolah ini berada di Jalan MT Haryono 4, Surakarta.

Setelah lulus dari pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta, Jokowi ingin melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta, tetapi setelah melakukan usaha dengan maksimal, Jokowi gagal masuk ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta dan memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Surakarta.

Setelah selesai dengan pendidikan menengah atasnya, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ketika menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Jokowi memilih fakultas kehutanan dengan jurusan teknologi kayu. Di kampus, ia belajar lebih dalam tentang kayu, mulai dari pemanfaatan kayu, struktur kayu hingga teknologi kayu.

Jokowi mengambil bidang studi teknologi kayu dikarenakan ia sudah sangat erat dengan dunia “perkayuan” sejak kecil. Jokowi lulus dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1985 dengan judul skripsi “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”.

Selain tercatat sebagai mahasiswa, Jokowi juga tercatat sebagai anggota “Mapala Silvagama”. “Mapala Silvagama” merupakan organisasi yang bersifat semi otonom yang berada di Universitas Gadjah Mada.

Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia (Sc)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo akan bertolak ke Jepang pada 16 Desember 2023 untuk menghadiri pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Jepang dan peringatan 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang pada 16-18 Desember 2024.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa Presiden Jokowi akan menjadi co-chair atau tuan rumah bersama dengan Perdana Menteri Jepang pada pertemuan yang dilaksanakan pada 17 Desember itu.

"Presiden RI dan PM Jepang akan melakukan jumpa pers bersama setelah pertemuan," kata Iqbal.

Selain menghadiri KTT ASEAN-Jepang, Iqbal mengatakan bahwa Presiden Jokowi juga akan menghadiri pertemuan para pemimpin Asia Zero Economy Community (AZEC).

AZEC adalah wadah bagi negara-negara Asia untuk bekerja sama mencapai netralitas karbon dan transisi energi untuk mencapai nol emisi.

Di bawah kerangka AZEC, Jepang berkomitmen untuk memberikan dukungan keuangan hingga 8 miliar dolar AS hingga tahun 2030 untuk berbagai proyek, seperti energi terbarukan dan inisiatif-inisiatif penghematan energi.

Negara-negara AZEC terdiri atas Australia, Brunei, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Kunjungan Jokowi ke Jepang akan diawali dengan pertemuan bilateral dengan PM Jepang Fumio Kishida pada 16 Desember.

Iqbal mengatakan pertemuan tersebut akan membahas beberapa isu, antara lain pembangunan MRT Jakarta jalur timur-barat, dukungan bagi transisi energi pengembangan infrastruktur hijau, rencana peningkatan pengiriman tenaga kerja terampil Indonesia ke Jepang, dan dukungan Jepang bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Jepang adalah mitra dagang terbesar kedua Indonesia pada 2022.

Menurut data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun tersebut mencapai 42 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Jepang sebesar 24,85 miliar dolar AS dan impor sebesar 17,17 miliar dolar AS.

Total perdagangan kedua negara dari Januari sampai September 2023 mencapai 28,2 miliar dolar AS.

Adapun nilai investasi Jepang di Indonesia pada 2022 mencapai 3,56 miliar dolar AS.

Baca juga: RI dan Jepang sepakat dorong konektivitas pembayaran QR lintas batasBaca juga: Indonesia-Jepang usung prinsip keberlanjutan sektor industriBaca juga: Indonesia-Jepang sepakati kerjasama baru terkait ekonomi berkelanjutan

Pewarta: Shofi AyudianaEditor: Atman Ahdiat Copyright © ANTARA 2023

Palmerah, Warta Kota -- Viralnya video dibalik potret Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ketika meninjau bencana dibalas dengan sejumlah potret sang presiden lainnya.

Namun berbeda dengan tema sekarang, potret Joko Widodo ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo itu lebih mirip seperti rakyat kebanyakan.

Potret tersebut seperti yang diposting akun @rajapurwa; pada Rabu (26/12/2018).

Dalam postingan yang turut serta dibagikan ulang oleh Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean itu menggambarkan pencitraan yang dilakukan oleh Jokowi-sapaan Joko Widodo.

Pasalnya, walau Jokowi telah menjabat sebagai Wali Kota Solo, pria beranak tiga itu tetap melakukan sesi pemotretan yang tidak biasa.

Dalam potret milik Solopos.com dan Tempo.co tersebut, Jokowi terlihat mencitrakan diri layaknya rakyat kelas bawah.

Dalam parade foto, Jokowi terlihat mengenakan pakaian lengkap dengan topeng ketika menghadiri Tari Topeng Surakarta.

Dalam potret lainnya, Jokowi bahkan menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL), penambal ban hingga pengayuh becak.

"Sekali lagi! Gw bersumpah. 'Demi Allah' tahun 2012 gw adalah pengagum berat JKW - AHOK. Seiring dgn waktu dan ditemukan foto2 sprt ini, pandangan gw berubah! Unlogic dan diluar kewajaran!" tulis akun @RajaPurwa menautkan halaman berita foto Solopos.com dan Tempo.co, yakni https://t.co/scCRfPkAUB dan https://t.co/YHfEDLvC8t.

Dikutip dari Tempo.co, sejumlah potret Jokowi yang diunggah pada tanggal 8 Januari 2013 itu menjadi penanda sebagai Wali Kota Terbaik Dunia 2012 peringkat ketiga oleh situs worldmayor.com.

Tidak hanya dianggap berhasil menata Kota Solo, terpilihnya Jokowi yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ketika itu juga karena dinilai sangat sederhana dan merakyat.

Hal itu ditandai dengan potret Jokowi yang tengah duduk di sebuah kursi dengan kostum pengayuh becak lengkap dengan becak di sampingnya.

Sebelumnya, Natalius Pigai, putra asli Papua sekaligus mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku kecewa dengan sikap Jokowi.

Biografi Joko Widodo – Joko Widodo atau biasa kita kenal dengan Jokowi merupakan salah satu Presiden Indonesia. Presiden Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh. Presiden Indonesia yang ketujuh ini namanya sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Namun, tidak semua orang tahu tentang biografi dari Presiden Indonesia yang ketujuh ini. Sudah tahukah kalian bahwa Presiden Jokowi merupakan pengusaha mebel yang berasal dari Solo? Bagaimana perjalanan karir politik Jokowi? Simak ulasan tentang Joko Widodo atau Jokowi mulai dari masa kecil hingga prestasi dan fakta unik yang pernah disematkan kepada Jokowi.

Menjadi Walikota Solo

Pada tahun 2005 diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Solo. Jokowi menjadi calon Walikota Solo dengan pasangan FX Hadi Rudyatmo. Kedua calon itu diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dari pemilihan itu Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo mendapatkan perolehan suara sebanyak 36,62% dan memenangkan Pilkada tersebut.

Dalam kepemimpinannya, Jokowi dapat membuat kota Solo tertata lebih rapi, bahkan kota Solo menjadi salah satu bahan kajian di Universitas dalam dan luar negeri.

Bukan hanya itu, pada masa kepemimpinannya, Jokowi juga memperkenalkan bus Batik Solo Trans dan menjadikan kota Solo sebagai tuan rumah beberapa acara internasional.

Pada tanggal 26 April 2010, Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo menjadi Walikota dan Wakil Walikota Solo sebagai calon petahana. Pada saat itu, perolehan suara yang didapat oleh Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo bisa dikatakan cukup mengejutkan karena mereka mendapatkan suara sebanyak 90,09%.

Perolehan suara yang didapatkan oleh mereka hampir saja memecahkan rekor MURI. Dalam rekor MURI, perolehan suara terbanyak diperoleh pasangan Herman Sutrisno dan Akhmad Dimyati, sebagai Walikota Banjar yang dimana mereka juga merupakan pasangan petahana dan suara yang diperoleh sebanyak 92,19% di tahun 2008.

Menjadi Presiden Republik Indonesia

Setelah beberapa tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dipercaya oleh partainya untuk melanjutkan karir politiknya menjadi calon Presiden Republik Indonesia. Tahun 2014 merupakan tahun terjadinya Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia. Pada tahun itu Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden untuk pemilu 2014.

Setelah proses perhitungan suara sudah selesai dilakukan maka dinyatakan bahwa pasangan Jokowi mendapatkan suara sebanyak 53,15%. Adapun beberapa kebijakan yang dibuat oleh Joko Widodo saat menjadi Presiden, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan lain-lain.

Pada pemilu umum berikutnya, Jokowi mencalonkan diri sebagai petahana dengan pasangan yang berbeda, yaitu KH. Ma’ruf Amin. Pada pemilihan ini, Joko Widodo bertanding dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dan pasangan Joko Widodo berhasil memenangkan pemilu ini dengan mendapatkan perolehan suara sebesar 55,50%.

Penghargaan dan Fakta Unik Jokowi

Kemampuan sosialisasi yang dimiliki oleh Jokowi dalam mendapatkan dukungan-dukungan kepada masyarakat membuat ia mendapatkan penghargaan sebagai Marketer of The Year 2012 yang diadakan oleh Markplus Conference 2013, Marketing: Info Innovation and Technology.

Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa nama asli Jokowi adalah Joko Widodo. Namun, sudah tahukah kalian awal mula sebutan Jokowi diberikan kepada Joko Widodo?

Saat menjadi pengusaha ekspor mebel, Joko Widodo memiliki klien atau pelanggan yang suka membeli mebelnya yang bernama Michl Romaknan asal Perancis.

Singkat cerita, pelanggan asal Perancis ini sulit membedakan nama Joko Widodo dengan nama Joko-Joko yang berprofesi sama yaitu sebagai eksportir mebel.

Michl mencari cara untuk membedakan nama Joko Widodo dengan Joko-Joko lainnya dan Michl memberikan nama “Jokowi” supaya dapat membedakan dengan nama Joko-Joko lainnya.

Sampai saat ini, nama Jokowi lebih dikenal oleh masyarakat daripada nama Joko Widodo. Hal itu dikarenakan nama Jokowi mempunyai keunikan tersendiri dan lebih mudah untuk didengar dan diingat oleh banyak orang.

Dari Jokowi Hingga Pandemi

Jokowi selalu berusaha untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada adik-adiknya sehingga ia menjadi panutan bagi tiga orang adik perempuannya. Rasa aman dan nyaman itu ditunjukkan dengan cara bersikap baik serta pelindung bagi adik-adiknya.

Bukan hanya itu, Joko Widodo atau Jokowi juga sangat senang membantu ibunya untuk merawat dan menjaga adik-adiknya, seperti mengantar mereka ke sekolah, membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, dan lain-lain.

Bisnis mebel yang dimiliki oleh Jokowi bisa dikatakan merupakan bisnis yang tidak diperoleh dengan mudah dan membutuhkan kerja keras untuk membangun bisnisnya menjadi lebih maju.

Jatuh bangun dalam membangun bisnis ini sudah biasa dilewati. Bisa dikatakan bahwa kunci untuk mengembangkan sebuah bisnis ke arah yang lebih maju dibutuhkan keberanian dan semangat untuk bangkit kembali kembali ketika harus jatuh berkali-kali.

Jokowi memulai karir politiknya pada tahun 1998 dan memilih PDI-P menjadi kendaraan politiknya. Sehingga pada tahun 2005-2010 ia berhasil menjadi Walikota Solo, lalu melanjutkan karir politiknya menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan pada tahun 2014 sampai saat ini menjadi Presiden Republik Indonesia.

Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi

Buku ini adalah sebuah sketsa tentang perempuan yang menemani Jokowi, saat ia masih berupa janin dalam kandungan hingga kini duduk sebagai gubernur DKI Jakarta. Nilai-nilai kesederhanaan, sifat jujur dan tidak serakah yang dihadapinya, semoga dapat menginspirasi lebih banyak lagi keluarga di Indonesia sehingga kelak akan muncul pemimpin-pemimpin baru yang jujur dan dapat dibanggakan.

Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana

Buku ini menyajikan informasi empiris dan analisis terkait latar belakang dan perjuangan keluarga, serta masa perkembangan Jokowi sebagai anak-anak sampai menjelang masuk perguruan tinggi. Lebih dari sekadar cerita tentang Jokowi, analisis dalam buku ini diletakkan dalam kerangka perjuangan keluarga biasa Jawa dalam mobilitas vertikal di arena sosial, ekonomi, dan politik, di tengah struktur sosial yang elitis dan hierarkis.

Baca juga artikel terkait “Biografi Joko Widodo” :

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh dari sejumlah daerah yang telah berjasa bagi bangsa dan negara, 7 November 2022.

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menegaskan kembali tentang sejarah dan gelar Pahlawan Nasional yang telah diberikan kepada Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Ir Soekarno atau Bung Karno. Dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2022, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Bung Karno tidak pernah mengkhianati bangsa dan telah memenuhi syarat penganugerahan gelar kepahlawanan.

Pada 1986, pemerintah telah menganugerahkan Pahlawan Proklamator kepada Ir Soekarno dan pemerintah telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Ir Soekarno pada 2012. ”Artinya, Ir Soekarno telah dinyatakan memenuhi syarat setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara yang merupakan syarat penganugerahan gelar kepahlawanan,” ujar Presiden Jokowi dalam video rekaman yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/11/2022).

Presiden juga kembali menegaskan sejarah kepahlawanan Bung Karno, terutama terkait Ketetapan MPRS Nomor 33/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno. Menurut Presiden Jokowi, Ketetapan MPR Nomor 1/MPR/2003 telah menyatakan bahwa TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 sebagai kelompok ketetapan MPRS yang dinyatakan tidak berlaku lagi dan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final telah dicabut maupun telah dilaksanakan.

”Hal ini merupakan bukti pengakuan dan penghormatan negara atas kesetiaan dan jasa-jasa Bung Karno terhadap bangsa dan negara, baik sebagai pejuang dan proklamator kemerdekaan maupun sebagai Kepala Negara di saat bangsa Indonesia sedang berjuang membangun persatuan dan kedaulatan negara,” kata Kepala Negara.

Anggota Komisi Tiga Negara mengunjungi Bung Karno dan Bung Hatta selama mereka ditahan di Pulau Bangka, Februari 1949.

Usai acara penganugerahan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan tahun 2022 kepada lima tokoh di Istana Negara, Jakarta, Senin, Presiden Jokowi tampak bersalaman dengan putra Bung Karno, Guntur Soekarnoputra. Keduanya berbincang cukup lama sehingga para menteri harus antre untuk menyalami Guntur, usai memberikan ucapan selamat kepada perwakilan keluarga penerima gelar Pahlawan Nasional.

Ketika memberikan keterangan pers di Istana Negara usai acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional, Guntur yang mewakili keluarga Bung Karno mengucapkan terima kasih atas pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tersebut. Menurut dia, meskipun Bung Karno telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, hingga saat ini masih terjadi proses de-soekarnoisasi yang berupaya memperkecil peranan dan kehadiran Bung Karno.

”Saya rasa dengan adanya penegasan dari Bapak Presiden yang tadi, proses de-soekarnoisasi jilid dua ini sedikit banyak bisa kita redam dan sedikit banyak dapat kita lawan dengan lebih kuat,” ujar Guntur.

Putra Bung Karno, Guntur Soekarnoputra, hadir dalam acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh dari sejumlah daerah yang telah berjasa bagi bangsa dan negara, 7 November 2022, di Istana Negara.

Lebih lanjut, Guntur menilai bahwa pernyataan Presiden Jokowi juga merupakan penegasan mengenai sosok Bung Karno yang bersih dan tidak patut dituduh terlibat G30S/PKI. Bung Karno, katanya, justru merupakan seorang patriot sejati. ”Saya rasa kalau soal momentum, itu katakanlah disatukan dengan peringatan Hari Pahlawan secara nasional,” ujar Guntur.

Menurut Guntur, pernyataan Presiden Jokowi menegaskan bahwa Soekarno bukan komunis. ”Di sini ditegaskan lagi dengan adanya penjelasan dari Bapak Presiden tadi, jelas Soekarno bukan PKI dan Soekarno bukan komunis. Soekarno tetap seorang nasionalis sejati, seorang patriot paripurna,” katanya.

Sebelumnya, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/TK/Tahun 2022 yang ditetapkan pada 3 November 2022, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh. ”Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan terpisah.

Kelima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional adalah almarhum Dr dr HR Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah, almarhum KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta, almarhum dr R Rubini Natawisastra dari Provinsi Kalimantan Barat, almarhum H Salahuddin bin Talabuddin dari Provinsi Maluku Utara, dan almarhum KH Ahmad Sanusi dari Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Perjuangkan Kemanusiaan dan NKRI, Lima Tokoh Akan Terima Gelar Pahlawan

Presiden Joko Widodo memberi ucapan selamat kepada ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional, 7 November 2022, di Istana Negara.

Acara penganugerahan tersebut dihadiri oleh para ahli waris dari para tokoh yang sekaligus mewakili para penerima gelar dan penghargaan. Acara tersebut diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo beserta para tamu undangan terbatas lain kepada para ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Beberapa kepala daerah juga tampak hadir, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ridwan Kamil bersyukur atas penghargaan pahlawan nasional bagi KH Ahmad Sanusi yang merupakan tokoh Islam sekaligus anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). ”Orangnya pintar, cerdas, alim ulama. Dan hari ini, hari bahagia. Kebetulan ada hubungan famili juga, keturunan dari Kiai Ahmad Sanusi dengan kakek saya berbesan-besanan,” kata Ridwan.

Risma menambahkan bahwa Kementerian Sosial sebenarnya mengajukan 15 nama calon Pahlawan Nasional yang kemudian diseleksi lagi oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda kehormatan menjadi sejumlah nama terbatas yang kemudian didiskusikan dengan Presiden Jokowi. Menurut Risma, sepuluh nama calon Pahlawan Nasional lainnya akan diusulkan lagi pada tahun mendatang.

Biografi Joko Widodo – Joko Widodo atau biasa kita kenal dengan Jokowi merupakan salah satu Presiden Indonesia. Presiden Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh. Presiden Indonesia yang ketujuh ini namanya sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Namun, tidak semua orang tahu tentang biografi dari Presiden Indonesia yang ketujuh ini. Sudah tahukah kalian bahwa Presiden Jokowi merupakan pengusaha mebel yang berasal dari Solo? Bagaimana perjalanan karir politik Jokowi? Simak ulasan tentang Joko Widodo atau Jokowi mulai dari masa kecil hingga prestasi dan fakta unik yang pernah disematkan kepada Jokowi.

Jokowi Berasal Dari Keluarga Sederhana

Presiden Joko Widodo. Sumber: wikipedia

Joko Widodo lahir di Rumah Sakit Minulyo pada tanggal 21 Juni 1961, ia mempunyai ayah yang bernama Noto Mihardjo dan Ibu yang bernama Sujiatmi. Jokowi merupakan anak pertama atau sulung dan mempunyai tiga orang adik perempuan, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Ayah Jokowi bekerja sebagai penjual kayu dan bambu di sekitar bantaran kali Karanganyar, Solo sehingga bisa dikatakan kehidupan Jokowi itu jauh sekali dari kata mewah.

Keluarga Jokowi bisa dikatakan sebagai keluarga yang kurang mampu khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti mengalami kesulitan dalam membayar uang sekolah, kesulitan mencari makan, dan beberapa kesulitan-kesulitan lainnya.

Untuk membantu meringankan beban keluarganya, Jokowi membantu ayahnya yang bekerja sebagai tukang kayu, bahkan terkadang setelah pulang sekolah, ia membantu ayahnya untuk menagih pembayaran kepada pelanggan yang sudah membeli kayu dan membantu menaikkan kayu yang sudah dibeli oleh pelanggannya ke atas becak atau gerobak.

Jokowi menikah Ibu Iriana pada tahun 1986. Dari pernikahan itu Jokowi melahirkan tiga orang anak yang terdiri dari dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak pertama diberi nama Gibran Rakabuming Raka, anak kedua diberi nama Kahiyang Ayu, dan anak ketiga diberi nama Kaesang Pangarep.

Saat ini, Jokowi sudah mempunyai empat orang cucu, dua cucu dari anak pertamanya dan dua cucu lagi dari anak keduanya. Pernikahan antara Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda memberikan satu cucu laki-laki yang bernama Jan Ethes Srinarendra dan satu cucu perempuan yang bernama La Lembah Mana.

Sementara itu, pernikahan antara Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution memberikan satu cucu perempuan yang bernama Sedah Mirah Nasution dan satu cucu laki-laki yang bernama Al Nahyan Nasution.

Semasa kecil, Jokowi banyak menghabiskan waktunya di kali Karanganyar. Banyak sekali aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Jokowi baik itu sendiri ataupun bersama teman-temannya.

Aktivitas yang dilakukan, seperti mandi di sungai, mencari telur bebek, memancing ikan, bermain, dan masih banyak lagi. Meskipun senang bermain atau melakukan aktivitas bersama teman-temannya, tetapi ia tidak lupa dengan kewajibannya, yaitu belajar. Jokowi sangat pandai dalam mengatur waktunya, kapan harus bermain dan kapan harus belajar.

Aktivitas Jokowi saat masih kecil tidak hanya seputar bermain dan belajar, tetapi ia juga melakukan aktivitas mengaji. Bukan hanya aktivitas belajar, bermain, dan mengaji saja yang dilakukan oleh Jokowi, tetapi ia juga melakukan aktivitas membantu ayahnya berjualan kayu atau membantu ibunya mengurusi rumah dan adik-adiknya.

Masa kecil Jokowi bisa dikatakan cukup sulit dan keras. Hal ini dikarenakan keluarga Jokowi pernah berpindah rumah-rumah karena beberapa kali rumahnya terkena penggusuran sehingga ia dan keluarga menumpang untuk sementara waktu di rumah seorang teman di daerah Gondang.

Jokowi beranggapan bahwa pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan bukan merupakan sebuah penderitaan. Hal itu dikarenakan, ia merasa bahwa semua hal-hal yang kurang menyenangkan di masa lalu merupakan cara Tuhan untuk membangun dan membentuk karakter dirinya di masa yang akan datang.

Pendidikan Jokowi dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 111 Tirtoyoso. Sekolah ini juga dikenal sebagai lembaga pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sekolah ini berada di daerah Banjarsari, Solo.

Sejak menempuh pendidikan Sekolah Dasar inilah Jokowi sudah mulai aktif membantu meringankan biaya hidup keluarganya dengan mencari uang jajan sendiri. Hal-hal yang dilakukan seperti menjadi kuli panggul, berjualan, dan ojek payung.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta menjadi lembaga pendidikan menengah yang dipilih oleh Jokowi setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 03 Tirtoyoso. Sekolah ini berada di Jalan MT Haryono 4, Surakarta.

Setelah lulus dari pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surakarta, Jokowi ingin melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta, tetapi setelah melakukan usaha dengan maksimal, Jokowi gagal masuk ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta dan memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Surakarta.

Setelah selesai dengan pendidikan menengah atasnya, Jokowi melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ketika menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Jokowi memilih fakultas kehutanan dengan jurusan teknologi kayu. Di kampus, ia belajar lebih dalam tentang kayu, mulai dari pemanfaatan kayu, struktur kayu hingga teknologi kayu.

Jokowi mengambil bidang studi teknologi kayu dikarenakan ia sudah sangat erat dengan dunia “perkayuan” sejak kecil. Jokowi lulus dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1985 dengan judul skripsi “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”.

Selain tercatat sebagai mahasiswa, Jokowi juga tercatat sebagai anggota “Mapala Silvagama”. “Mapala Silvagama” merupakan organisasi yang bersifat semi otonom yang berada di Universitas Gadjah Mada.

Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia (Sc)

Menjadi Presiden Republik Indonesia

Setelah beberapa tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dipercaya oleh partainya untuk melanjutkan karir politiknya menjadi calon Presiden Republik Indonesia. Tahun 2014 merupakan tahun terjadinya Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia. Pada tahun itu Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden untuk pemilu 2014.

Setelah proses perhitungan suara sudah selesai dilakukan maka dinyatakan bahwa pasangan Jokowi mendapatkan suara sebanyak 53,15%. Adapun beberapa kebijakan yang dibuat oleh Joko Widodo saat menjadi Presiden, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan lain-lain.

Pada pemilu umum berikutnya, Jokowi mencalonkan diri sebagai petahana dengan pasangan yang berbeda, yaitu KH. Ma’ruf Amin. Pada pemilihan ini, Joko Widodo bertanding dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dan pasangan Joko Widodo berhasil memenangkan pemilu ini dengan mendapatkan perolehan suara sebesar 55,50%.

Jokowi Pernah Menjadi Pengusaha Mebel

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Jokowi bekerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Kertas Kraft Aceh serta diberikan tugas di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun, Jokowi bekerja di PT Kertas Kraft Aceh tidak begitu lama dan mengambil keputusan untuk kembali lagi ke kampung halamannya.

Sesampainya di kampung halaman, Jokowi mempunyai keinginan atau tekad untuk melakukan bisnis di bidang perkayuan. Bisnis di bidang kayu ini dimulai dari perusahaan pamannya, yang bernama CV Roda Jati.

Hingga pada tahun 1988, ia memberanikan diri untuk membuat bisnis di bidang kayu milik sendiri. Nama usaha yang diberikan Jokowi untuk usaha kayunya adalah CV Rakabu, nama itu diambil dari anak pertamanya yang bernama Gibran Rakabuming Raka.

Jokowi memulai usahanya dengan modal hutang. Untuk mendapatkan modal usahanya, Jokowi menjaminkan sertifikat tanah milik orang tuanya kepada Bank supaya memperoleh pinjaman dari Bank.

Pilihan dan keputusan yang diambil oleh Jokowi bisa dikatakan cukup berani karena jika usaha kayunya gagal maka sertifikat itu tidak bisa dikembalikan. Namun, karena kegigihan, kerja keras, dan rasa optimis yang dimiliki oleh Jokowi membuat usahanya berhasil dibangun dan bertahan hingga saat ini.

Setelah mendapatkan modal usaha, Jokowi memulai bisnis mebelnya dengan menyewa sebuah tempat yang cukup sederhana, yaitu sebuah tempat yang terbuat dari anyaman bambu. Saat baru-baru memulai bisnisnya, Jokowi dibantu dengan tiga orang tenaga mengolah kayu, membuat konstruksi hingga mengecat mebel.

Tekad kuat yang dimiliki oleh Jokowi membuat ia bekerja lebih giat dan bekerja dari pagi hingga pagi. Dengan kata lain, waktu yang dihabiskan Jokowi dalam bekerja melebihi jam-jam kerja pada umumnya.

Terkadang, ia sampai tidur di pabrik hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kerja kerasnya itu maka mebel Jokowi mulai memperlihatkan hasil yang cukup maju atau ada kemajuan dalam bisnis mebelnya. Kemajuan yang terjadi pada bisnis mebel Jokowi terjadi setelah tiga tahun berjuang dan bekerja keras mengembangkan bisnis mebel ini.

Ketika awal-awal memulai karir sebagai eksportir mebel, Jokowi sudah mulai aktif mengikuti pameran-pameran mebel yang diselenggarakan mulai dari Singapura, Timur Tengah, Eropa, hingga ke Amerika. Pameran pertama kali yang diikuti oleh Jokowi merupakan pameran yang diselenggarakan di Jakarta.

Pengalaman Jokowi dalam karir politik bisa dikatakan berbeda jauh dengan karirnya dalam dunia bisnis mebel. Jokowi sudah memiliki pengalaman dalam bisnis mebel selama 23 tahun. Sedangkan dalam dunia politik, Jokowi bisa dikatakan belum mempunyai banyak pengalaman.

Awal karir politik Jokowi dimulai pada tahun 1998 dengan mengikuti dunia politik praktis dan partai yang dipilihnya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Partai ini menjadi kendaraan politik Jokowi, mulai dari menjadi Walikota Solo hingga menjadi Presiden Republik Indonesia.

Menjadi Walikota Solo

Pada tahun 2005 diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Solo. Jokowi menjadi calon Walikota Solo dengan pasangan FX Hadi Rudyatmo. Kedua calon itu diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dari pemilihan itu Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo mendapatkan perolehan suara sebanyak 36,62% dan memenangkan Pilkada tersebut.

Dalam kepemimpinannya, Jokowi dapat membuat kota Solo tertata lebih rapi, bahkan kota Solo menjadi salah satu bahan kajian di Universitas dalam dan luar negeri.

Bukan hanya itu, pada masa kepemimpinannya, Jokowi juga memperkenalkan bus Batik Solo Trans dan menjadikan kota Solo sebagai tuan rumah beberapa acara internasional.

Pada tanggal 26 April 2010, Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo menjadi Walikota dan Wakil Walikota Solo sebagai calon petahana. Pada saat itu, perolehan suara yang didapat oleh Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo bisa dikatakan cukup mengejutkan karena mereka mendapatkan suara sebanyak 90,09%.

Perolehan suara yang didapatkan oleh mereka hampir saja memecahkan rekor MURI. Dalam rekor MURI, perolehan suara terbanyak diperoleh pasangan Herman Sutrisno dan Akhmad Dimyati, sebagai Walikota Banjar yang dimana mereka juga merupakan pasangan petahana dan suara yang diperoleh sebanyak 92,19% di tahun 2008.

Jokowi Pernah Menjadi Pengusaha Mebel

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Jokowi bekerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Kertas Kraft Aceh serta diberikan tugas di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun, Jokowi bekerja di PT Kertas Kraft Aceh tidak begitu lama dan mengambil keputusan untuk kembali lagi ke kampung halamannya.

Sesampainya di kampung halaman, Jokowi mempunyai keinginan atau tekad untuk melakukan bisnis di bidang perkayuan. Bisnis di bidang kayu ini dimulai dari perusahaan pamannya, yang bernama CV Roda Jati.

Hingga pada tahun 1988, ia memberanikan diri untuk membuat bisnis di bidang kayu milik sendiri. Nama usaha yang diberikan Jokowi untuk usaha kayunya adalah CV Rakabu, nama itu diambil dari anak pertamanya yang bernama Gibran Rakabuming Raka.

Jokowi memulai usahanya dengan modal hutang. Untuk mendapatkan modal usahanya, Jokowi menjaminkan sertifikat tanah milik orang tuanya kepada Bank supaya memperoleh pinjaman dari Bank.

Pilihan dan keputusan yang diambil oleh Jokowi bisa dikatakan cukup berani karena jika usaha kayunya gagal maka sertifikat itu tidak bisa dikembalikan. Namun, karena kegigihan, kerja keras, dan rasa optimis yang dimiliki oleh Jokowi membuat usahanya berhasil dibangun dan bertahan hingga saat ini.

Setelah mendapatkan modal usaha, Jokowi memulai bisnis mebelnya dengan menyewa sebuah tempat yang cukup sederhana, yaitu sebuah tempat yang terbuat dari anyaman bambu. Saat baru-baru memulai bisnisnya, Jokowi dibantu dengan tiga orang tenaga mengolah kayu, membuat konstruksi hingga mengecat mebel.

Tekad kuat yang dimiliki oleh Jokowi membuat ia bekerja lebih giat dan bekerja dari pagi hingga pagi. Dengan kata lain, waktu yang dihabiskan Jokowi dalam bekerja melebihi jam-jam kerja pada umumnya.

Terkadang, ia sampai tidur di pabrik hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kerja kerasnya itu maka mebel Jokowi mulai memperlihatkan hasil yang cukup maju atau ada kemajuan dalam bisnis mebelnya. Kemajuan yang terjadi pada bisnis mebel Jokowi terjadi setelah tiga tahun berjuang dan bekerja keras mengembangkan bisnis mebel ini.

Ketika awal-awal memulai karir sebagai eksportir mebel, Jokowi sudah mulai aktif mengikuti pameran-pameran mebel yang diselenggarakan mulai dari Singapura, Timur Tengah, Eropa, hingga ke Amerika. Pameran pertama kali yang diikuti oleh Jokowi merupakan pameran yang diselenggarakan di Jakarta.

Pengalaman Jokowi dalam karir politik bisa dikatakan berbeda jauh dengan karirnya dalam dunia bisnis mebel. Jokowi sudah memiliki pengalaman dalam bisnis mebel selama 23 tahun. Sedangkan dalam dunia politik, Jokowi bisa dikatakan belum mempunyai banyak pengalaman.

Awal karir politik Jokowi dimulai pada tahun 1998 dengan mengikuti dunia politik praktis dan partai yang dipilihnya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Partai ini menjadi kendaraan politik Jokowi, mulai dari menjadi Walikota Solo hingga menjadi Presiden Republik Indonesia.